
Mengoptimalkan Efisiensi Operasional Bisnis melalui Kendaraan Listrik bersama Kalista
News
Di Indonesia, adopsi kendaraan listrik telah mengalami perkembangan yang signifikan, tidak hanya dalam sektor kendaraan pribadi, tetapi juga telah merambah ke sektor bisnis. Perusahaan-perusahaan besar mulai melihat potensi kendaraan listrik sebagai solusi transportasi yang ramah lingkungan dan efisien dalam operasional bisnis mereka. Kendaraan listrik mengeluarkan emisi karbon yang lebih rendah serta biaya operasional yang lebih murah dibandingkan dengan kendaraan konvensional berbahan bakar fosil terutama dari segi biaya energi.
Dukungan pemerintah melalui insentif dan kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur kendaraan listrik telah menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan adopsi kendaraan listrik Melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 Tahun 2024 PPN atas penyerahan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai roda empat tertentu dan kendaraan bermotor listrik berbasis bus tertentu yang ditanggung pemerintah, masyarakat hanya perlu membayar 1% dari tarif PPN normal 11%.
Pemerintah juga resmi menerbitkan aturan turunan pembebasan tarif bea masuk untuk impor utuh atau completely built up (CBU) mobil listrik yang berlaku sampai dengan 31 Desember 2025. Ketentuan ini diatur melalui Peraturan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No.6 Tahun 2023 yang menyebutkan bahwa pelaku usaha dapat diberikan atas insentif kendaraan bermotor listrik (KBL) berbasis CBU roda empat dengan jumlah tertentu, dalam jangka waktu pemanfaatan insentif bea masuk tarif 0%, dan PPnBM ditanggung pemerintah.
Dengan demikian, tidak hanya konsumen individu yang mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi kendaraan listrik, namun bisnis-bisnis di Indonesia juga mulai mengintegrasikan kendaraan listrik dalam operasional mereka sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Transisi ke Kendaraan Listrik memberikan manfaat bagi pelaku bisnis
Transisi ke kendaraan listrik menjadi penting bagi perusahaan, efisiensi biaya operasional merupakan salah satu konsiderasi perusahaan untuk berganti ke kendaraan listrik. Dengan adopsi ini, perusahaan dapat meningkatkan reputasi dan peran perusahaan dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan tanpa harus mengkhawatirkan performa dan kemampuan kendaraan listrik.
Hasil uji coba yang dilakukan oleh Kalista menunjukkan potensi penghematan yang sangat menjanjikan. Dengan asumsi jarak tempuh 5,960 km dalam 1 bulan, penggunaan Bus Listrik Besar (12 M) dapat menghemat biaya energi sehingga total biaya operasional perusahaan dapat berkurang hingga 60% apabila dibandingkan dengan kendaraan konvensional. Perusahaan pun dapat menghemat biaya perawatan karena komponen atau spare part yang digunakan dalam kesatuan kendaraan konvensional jumlahnya dapat mencapai ratusan bahkan hingga ribuan, tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan kendaraan listrik.
Langkah awal dalam transisi ke Kendaraan Listrik
Adopsi kendaraan listrik dalam bisnis dapat dimulai dengan mengintegrasikan transportasi karyawan sebagai langkah awal. Transportasi karyawan sering menjadi komponen besar dalam operasional perusahaan dan menjadi titik awal yang strategis untuk penerapan teknologi ramah lingkungan.
Pada tanggal 2 hingga 24 Februari 2024, Kalista telah melakukan uji coba dengan Semen Indonesia Group (SIG) menggunakan armada bus listrik berukuran sedang. Armada ini difokuskan pada layanan antar jemput karyawan perusahaan. Layanan yang diberikan oleh Kalista dimulai dari survey lokasi yang meliputi pengecekkan kondisi jalan, pola operasional dan kesiapan infrastruktur. Setelah survey, Kalista akan melakukan analisis untuk penentuan tipe kendaraan dan spesifikasi yang sesuai serta perhitungan untuk penawaran yang terbaik.
Selanjutnya, uji coba dilakukan untuk memastikan kendaraan yang dipilih sesuai dan efisien terhadap kebutuhan bisnis, selama masa uji coba, Kalista akan menyediakan personel khusus untuk pengawasan dan pelaporan hasil operasional.
Dengan implementasi kendaraan listrik untuk transportasi karyawan, perusahaan dapat mengurangi dampak emisi karbon, menghemat biaya operasional, dan sekaligus meningkatkan kesadaran lingkungan di antara karyawannya.
Transisi ke Kendaraan Listrik bersama Kalista
Transisi ke kendaraan listrik tidaklah mudah, banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dari sisi bisnis mulai dari biaya investasi yang tidak sedikit, ketidaksiapan infrastruktur pada lokasi bisnis, kurangnya pemahaman mengenai kendaraan listrik serta kekhawatiran akan performa kendaraan listrik.
Kalista hadir dengan menawarkan solusi komprehensif dari perencanaan hingga pasca operasi untuk mempermudah bisnis bertransisi ke kendaraan listrik. Solusi yang Kalista berikan tidak akan sama dan akan disesuaikan dengan kebutuhan operasional dari masing-masing perusahaan. Kalista akan menjadwalkan survey ke lokasi bisnis untuk mempelajari pola operasional mulai dari rute, jam operasional, dan ketersediaan infrastruktur. Berdasarkan dari hasil survey, Kalista akan menganalisis konfigurasi kendaraan yang sesuai, mulai dari tipe, spesifikasi dan jumlah. Perhitungan total biaya dan penawaran pembiayaan yang menarik juga akan diberikan oleh Kalista. Agar konsumen mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kendaraan listrik, Kalista akan menjadwalkan uji coba terhadap konfigurasi kendaraan yang ditentukan. Personel khusus akan diberikan oleh Kalista selama masa uji coba untuk pelaporan dan pengawasan. Dengan model layanan sewa yang diberikan oleh Kalista, perusahaan dapat menghilangkan kekhawatiran depresiasi kendaraan dan penjualan apabila masa operasional kendaraan sudah habis.
Kunjungi website kami di kalista.co.id!